Senin, 17 April 2017

CUPID: Panah Takdirku

PROLOG: AKHIRAT

Segumpal asap rokok menggangu ketenanganku. Aku sedikit terbatuk karena baunya. Sambil berusaha mengusir asap yang ada di dekatku dengan kedua tangan, aku mencari sumbernya. Ternyata berasal dari seorang pria yang duduk empat deret di sebelah kananku.

“Bang, emang boleh yah merokok disini?” Tegurku.

“Bolehlah. Apalagi yang mesti kau takuti. Toh kita semua sudah mati.” Jawabnya tak enak.

“Tapi ganggu bang.”

“Kalau nggak suka, kau boleh antri lagi dari belakang sana.”

“Ssstt, sudah-sudah. Dia itu Bang Roy. Sudah senior disini.” Ucap seorang wanita yang ada di sebelahku, berusaha menenangkan suasana.

“Tapi nggak gitu jug..”

“Tyo.” Belum aku menyelesaikan kata-kataku, suara seorang pria dari dalam ruangan yang tepat di depan tempat dudukku memanggil.

“Tuh sana, sudah dipanggil namamu. Semoga kamu dapat pasangan yang mudah.” Ujar wanita yang di sebelahku tadi.

“Iya. Semoga.” Jawabku buru-buru. Lalu segera masuk ke dalam ruangan.

----------

Aku duduk dalam diam. Menunggu pria yang duduk di hadapanku mengeluarkan sebait kalimat pembukanya. Lima menit sudah aku duduk di depannya, tapi ia seolah tak peduli. Ia masih asyik membolak-balik berkas yang ada di tangannya, sambil sesekali membaca isinya, lalu tersenyum pahit. Kemudian mukanya dikondisikan datar kembali.

“Ini tugas pertamamu yah?” Tanya Mr. Firman. Aku tau namanya dari name tag yang terpasang di dada kanan baju putihnya.

“Iya pak.”

“Hmm..” Ia memandangku. Ada keraguan dalam tatapannya.

“Oke. Good luck ya. Ini tugas yang mesti kamu selesaikan.” Ia berkata sambil menyerahkan seluruh berkas yang dibacanya dari tadi.

“Iya pak. Terima kasih.” Jawabku sambil mengambil berkas itu.

“Baik silakan keluar. Kamu bisa langsung menuju ruang preparation.”

“Anita..” Ia memanggil giliran yang lain.

----------

“Ini sejumlah uang untuk biaya selama masa tugasmu.” Ujar seorang wanita tua dengan tahi lalat di atas bibirnya sambil menyerahkan sekoper uang.

“Masa tugasmu maksimal tiga tahun. Jika sampai batas waktu tersebut kamu belum juga menyelesaikannya, maka akan ada senior yang diutus untuk menggantikanmu menyelesaikan tugas itu.” Terangnya lagi.

“Semua detail tugas dan data diri target ada di dalam berkas yang kamu pegang.”

“Selamat bertugas.” Ia menutup penjelasannya.

“Siap bu. Terima kasih.”

(To be continued)

Inspired by: Andra and the backbone - Panah Takdir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar