Segumpal asap rokok menggangu ketenanganku. Aku sedikit
terbatuk karena baunya. Sambil berusaha mengusir asap yang ada di dekatku
dengan kedua tangan, aku mencari sumbernya. Ternyata berasal dari seorang pria
yang duduk empat deret di sebelah kananku.
“Bang, emang boleh yah merokok disini?” Tegurku.
“Bolehlah. Apalagi yang mesti kau takuti. Toh kita semua
sudah mati.” Jawabnya tak enak.
“Tapi ganggu bang.”
“Kalau nggak suka, kau boleh antri lagi dari belakang
sana.”
“Ssstt, sudah-sudah. Dia itu Bang Roy. Sudah senior
disini.” Ucap seorang wanita yang ada di sebelahku, berusaha menenangkan
suasana.
“Tapi nggak gitu jug..”
“Tyo.” Belum aku menyelesaikan kata-kataku, suara seorang
pria dari dalam ruangan yang tepat di depan tempat dudukku memanggil.
“Tuh sana, sudah dipanggil namamu. Semoga kamu dapat
pasangan yang mudah.” Ujar wanita yang di sebelahku tadi.
“Iya. Semoga.” Jawabku buru-buru. Lalu segera masuk ke
dalam ruangan.
----------
Aku duduk dalam diam. Menunggu pria yang duduk di
hadapanku mengeluarkan sebait kalimat pembukanya. Lima menit sudah aku duduk di
depannya, tapi ia seolah tak peduli. Ia masih asyik membolak-balik berkas yang
ada di tangannya, sambil sesekali membaca isinya, lalu tersenyum pahit.
Kemudian mukanya dikondisikan datar kembali.
“Ini tugas pertamamu yah?” Tanya Mr. Firman. Aku tau
namanya dari name tag yang terpasang
di dada kanan baju putihnya.
“Iya pak.”
“Hmm..” Ia memandangku. Ada keraguan dalam tatapannya.
“Oke. Good luck
ya. Ini tugas yang mesti kamu selesaikan.” Ia berkata sambil menyerahkan
seluruh berkas yang dibacanya dari tadi.
“Iya pak. Terima kasih.” Jawabku sambil mengambil berkas
itu.
“Baik silakan keluar. Kamu bisa langsung menuju ruang preparation.”
“Anita..” Ia memanggil giliran yang lain.
----------
“Ini sejumlah uang untuk biaya selama masa tugasmu.” Ujar
seorang wanita tua dengan tahi lalat di atas bibirnya sambil menyerahkan
sekoper uang.
“Masa tugasmu maksimal tiga tahun. Jika sampai batas
waktu tersebut kamu belum juga menyelesaikannya, maka akan ada senior yang
diutus untuk menggantikanmu menyelesaikan tugas itu.” Terangnya lagi.
“Semua detail tugas dan data diri target ada di dalam
berkas yang kamu pegang.”
“Selamat bertugas.” Ia menutup penjelasannya.
“Siap bu. Terima kasih.”
(To be continued)
Inspired by: Andra and the backbone - Panah Takdir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar